FKAM (Forum Komunikasi Aktivis Muslimah) Solo #1

Ahad,  20 Oktober 2013.

Ahad minggu kedua bulan Oktober, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Chapter Kampus Solo Raya mengadakan Diskusi terbuka, dalam bentuk acara Forum Komunikasi Aktivis Muslimah (FKAM) yang berlokasi Lembah Teknik UNS.  Acara dihadiri oleh sedikitnya 30 Mahasiswi gabungan kampus-kampus se-Solo Raya, diantaranya UNS, ISI, UNIBA, USB, UMS, Poltekkes Kemenkes, dan IAIN Surakarta.

Acara yang rutin diadakan satu bulan sekali ini merupakan ajang diskusi terbuka antar aktivis mahasiswi seputar  isu-isu terkait dunia perkuliahan, pendidikan, sosial, ekonomi hingga perpolitikan. Acara mengungkap mengenai fakta terkini masyarakat, menganalisis penyebab yang melatarbelakangi fakta lalu menggali solusi permasalahan yang dapat diberikan. Penggalian solusi tentunya tak pernah lepas dari peran Islam sebagai sumber, yaitu sumber dari segala hukum yang akan menyelesaikan setiap permasalahan.


FKAM bulan Oktober ini mengangkat tema tentang PEMUDA dengan Judul “Pemuda Merajut Masa Depan Gemilang dengan Khilafah”. Peserta antusias mengikuti jalannya acara diskusi. 

Diawali dengan materi dari pemantik acara, pemaparan fakta kondisi pemuda yang didapati saat ini. peserta turut serta bersama mengajukan pendapatnya.

"Beberapa apatis, ketika saya ajak menghadiri acara diskusi tentang kondisi masyarakat sekarang banyak yang lebih memilih untuk mengisi liburan dengan jalan-jalan atau menolak dengan dalih sibuk mengerjakan tugas kuliah" ucap salah seorang mahasiswi Institut Seni Indonesia. Disusul pendapat dari mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Surakarta, ia berkata, "memang tak semua pemuda apatis, sebagian telah peka dan peduli dengan keadaan lingkungannya hingga lahirlah organisasi-organisasi kepemudaan atau gerakan-gerakan mahasiswa yang bergerak dengan tujuan mengubah kondisi, namun pada faktanya tak banyak yang merealisasikan semangatnya, kesadaran ini hanya sebatas visi tanpa realisasi, proker dibuat hanya sekedar program tapi pelaksanaanya tak banyak mengarahkan perubahan".

Diskusi dilanjutkan dengan analisis masalah, dan ditemukan akar masalah adalah sistem rusak yang diterapkanlah yang menjadikan pemuda tak lagi mau kritis dan peka dengan keadaan lingkungannya. Atau jikalau pun ada yang peka dan berusaha memberi solusi, solusi yang diberikan merupakan solusi yang pragmatis, tampak pada aksi-aksi yang banyak malah mengarah pada aksi merusak fasilitas umum.

Acara ditutup dengan analisis solusi dari pemantik dan dilanjutkan oleh opini-opini peserta. dapat disimpulkan, solusi yang di dapat adalah kesadaran akan pentingnya merubah sistem. karena hanya dengan sistem yang benarlah bangsa akan berhasil bangkit dan berubah. Hanya dengan sistem yang benar, Sistem Islam.!


Comments

Popular posts from this blog

Kajian Muslimah