Posts

Showing posts from September, 2013

POTENSI MANUSIA #1

Manusia memiliki dua potensi  kebutuhan dalam dirinya, yaitu naluri (Gharizah) dan kebutuhan jasmani (Hajatul Udhawiyah). Kedua unsur menuntut untuk dapat dipenuhi. Sebenarnya tujuan mendasar dari setiap aktivitas yang dilakukan manusia adalah untuk memenuhi keduanya.  Naluri yang dimiliki manusia terdiri dari 3 unsur atau bagian, diantaranya :  1. Naluri mempertahankan diri (Gharizah Baqa') 2. Naluri mengEsakan sesuatu (Gharizah Tadayun) 3. Naluri  mempertahankan jenis (Gharizah Nau') ketiganya memerlukan pemenuhan yang jika tidak terpenuhi tentunya memiliki konsekuensi baik berupa kegelisahan, Gangguan pada fisik dan psikis, dan lain sebagainya. Kebutuhan jasmani yang dimiliki manusia dapat berupa kebutuhan akan makan, minum, dan istirahat. Amat penting memenuhi kebutuhan jasmani, ketidak siapan dalam pemenuhan akan mengakibatkan kerusakan fungsi tubuh bahkan kematian. Kedua unsur memiliki sumber munculnya masing-masing...  Penjelasan bersambung di t
Image
Inget kemarin diskusi sama temen, sahabat saya.. habis ngerjain tugas kuliah bareng ceritanya. akhirnya sampailah pada perbincangan tentang Khilafah, sampai pada siapa amir yang mungkin menjabat kelak ketika khilafah sudah berdiri. Yang menarik adalah perubahan mindset-nya tentang khilafah sudah sangat berbeda dari awal dulu saya diskusi dengannya, teman saya sudah mulai memahami tentang urgen-nya penegakkan khilafah, tapi... beliau belum mau turut dalam perjuangannya karena merasa tak sesuai dengan minat yang dimilikinya. yah, dia tak begitu suka berdiskusi jauh mengenai perpolitikan. agak disayangkan sebenarnya, walaupun tak sedikit orang yang menolak tapi ketika sudah mulai setuju dengan ide, semestinya ya memang turut memperjuangkan. Bahkan saya menjadi ingat ketika saya SMA, dengan rasa yang sama tentang peminatan... saya memilih untuk tidak banyak berkontribusi. Yah saya lebih senang bergerak di sekolah, ikut Organisasi keIslaman di sekolah yang ketika itu lebih banyak berfok
Image
KHILAFAH Tegaknya tinggal menunggu waktu Maukah kita tercatat dalam barisan orang yang memperjuangkannya? Itu pilihan. Life is Choice.

Jakarta International Conference of Muslim Intelectual (JICMI) 2013

Image
The End of Capitalism and The Prospects of Islamic Civilization Under Khilafah Prensented by: Hizbut Tahrir Indonesia

"Serahkan padaNya.!!"

“Kenapa jadi begini”, “Coba dulu pilih ini”, “Gara-gara begini aku jadi kayak sekarang”, “Ini karna orang lain saya jadi begini” dan banyak ungkapan lainnya. Mengeluh akan apa yang kita dapatkan sekarang, merasa kurang atau bahkan menyesali keadaan yang kita alami. Bahkan mungkin dengan sadar pernah meyalahkan keadaan, merasa lebih menderita dibanding orang lain sampai dengan merasa tidak suka melihat orang lain tak memiliki masalah sama dengan apa yang menimpa kita. Saya pernah mendengar kisah seorang yang hatinya diliputi akan rasa menyesali keadaan yang telah di laluinya, menyalahkan orang-orang yang berada disekitarnya. Seketika itu ia merasa hidup pun dijalaninya dengan rasa sesal yang tak kunjung reda. Menjadikan ia bak roda berputar yang tak menggelinding, melakukan gerak berputar dengan merasa ingin membenahi kesalahan yang telah lalu dengan hanya sibuk terus mencari kesalahan diri di masa lalu namun tak di iringi dengan gerak perubahan, berputar tanpa perpindahan. Tan

Ikatan Aqidah (Kesatuan Pemikiran dan Perasaan)

Image
Dalam sebuah ikatan persaudaraan, persaudaraan atas dasar keyakinan kepada sang pencipta. Individu di dalamnya diikat dengan Kesatuan Pemikiran dan Perasaan tampak dari Kesamaannya dalam menilai baik dan buruknya suatu hal.. Hingga seorang akan Benci dan marah pada satu hal yang sama, Cinta dan sayang pada satu hal yang sama, terukur benar dan salah pada satu ukuran yang sama, dan harus dan tidak harusnya suatu dikerjakan pada satu standar yang sama. Untuk seorang muslim yang bangga dengan keimanannya.. ia akan menemukan bahwa penilaian baik dan buruknya adalah pada satu standar yang sama.. yaitu Baik dan buruknya karna Allah swt, Hingga merasa Benci dan marah karna Allah, Cinta dan sayang karna Allah, Mengukur benar dan salah pun karna standar halal dan haram dari Allah dan harus atau tidaknya sesuatu dilakukan karna ukuran Syariat Allah swt. Kesatuan Visi dan tujuan akan menuntun manusia untuk saling mengerti dalam mendahulukan yang satu diantara yang lain. Bagi seora

Menuju Revolusi yang di Nanti.

Tak banyak dari kita mau mengerti bahwa menjadi pemegang idealism yang kokoh amatlah sulit di era ini. Dimana kita semua dituntut menyamakan diri dengan perkembangan zaman, era globalisme yag tanpa filter, makna memfilter yang kian memudar.. tanpa sadar diri kita tak jauh beda dengan mereka, yah, mereka yang hidup tanpa prinsip, hidup mengikut bak anak bebek yang tak mau lepas dari induknya, kemanapun ia mengikuti,, Tanpa sadar, di era yang terkesan lebih “modern” ini kita tak lagi memiliki jalur yang jelas, semua memaknai kehidupannya sendiri-sendiri tanpa landasan yang pasti, hingga pilihan hidup pun diserahkan pada masing-masing diri. Entahlah, hanya sekelumit resah yang tak terdeskripsikan, hanya mampu merasakan  bahwa ini adalah kesalahan, ya, kesalahan.. ketika mencoba lebih peka terhadap apa yang ada di sekeliling kita, jika di analogikan dengan kondisi rumah, lingkungan kita rusak secara keseluruhan, baik secara fisik maupun isi rumah itu sendiri, dimana atap, dinding

Tolak Segala Bentuk Perpecahan, Sadari Kekuatan Kaum Muslim

Image
Umat islam kini dihadapkan pada berbagai macam propaganda asing. Berbagai propaganda dan masalah diciptakan asing untuk menyibukkan muslim dengan urusan duniawinya. Muslim bukan lagi memikirkan bagaimana mempersiapkan akhiratnya dan berjuang demi kemajuan islam namun disibukkan dengan berbagai macam perselisihan. Fakta yang kita dapatkan kini adalah bagaimana kaum muslim terpecah belah. Negeri-negeri kaum muslim di kotak-kotakkan berdasarkan daerah tempat tinggalnya. Perpecahan ini merupakan skenario negara sekuler barat yang menyadari bahwa umat islam menjadi kuat ketika kekuatannya bersatu. Jika kita lihat kembali, sejarah runtuhnya daulah khilafah sejak tahun 1924 langkah awal negara kafir  adalah memecah belah kesatuan negara islam menjadi kotak-kotak negeri muslim. Perpecahan ini ditujukan untuk melemahkan kekuatan muslim. Mereka mengerti kekuatan umat islam adalah bersatunya muslim dalam satu kepemimpinan dibawah naungan daulah khilafah. Melihat konteks perpecahan ini

Salam kebangkitan..!!!

Bangkit, Bangkit, Bangkit.. Semua menyadari betapa sebuah kebangkitan itu amat di perlukan, dari sebuah keterpurukan tentunya dibutuhkan sebuah perubahan yang mengarah kepada kemajuan dan perbaikan. Dengan bangkit sesuatu yang terpuruk akan terangkat kembali, sesuatu yang dibawah akan dinaikkan. Seperti dalam proses duduk hingga berdiri tegak, seseorang akan dikatakan bangkit ketika bangun dari duduknya. Proses seperti ini dapat dikatakan sebagai suatu proses kebangkitan sejati. Dunia masa kini tengah dalam keadaan amat sangat terpuruk dalam kesakitannya, dapat dilihat dari berbagai masalah yang bercokol dan tumbuh mengakar dalam tubuhnya. Berbagai masalah dalam berbagai bidang kehidupan social, ekonomi, politik, budaya, hukum, dan lain sebagainya seakan mewarnai hari-harinya. Dunia diwarnai sistem hidup yang rusak dan jatuh. Sistem yang mana menempatkan ‘si kaya adalah pemilik segalanya dan si miskin menerima takdir’. Inilah fakta dunia masa kini, siapapun tak dapat menutup m