Materi FKAM bulan Oktober 2013

Oktober 2013.

Jika membahas Pemuda, Seorang pemuda identik dengan stereotip seorang yang penuh semangat, kritis, beridealisme tinggi, bahkan dengan kemampuannya mampu menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan. Dapat kita saksikan fakta sejarah membuktikan, bahwa pemuda telah berhasil menggerakkan masyarakat untuk mengganti sistem orde lama, pemuda yang menggerakkan masyarakat untuk melakukan reformasi, pernah pula kita mendengar kisah seorang pemuda yang telah menjadi panglima perang di umur belianya yang kemudian mampu merobohkan benteng kokoh konstatinopel, atau bahkan kisah tentang seorang pemuda yang telah mampu menaklukkan musuh di berbagai peperangan yang dipimpinnya yang juga ia lakukan di usia belia.

Namun, kita mampu menyaksikan fakta pemuda saat ini. Pemuda yang apatis dengan masalah lingkungan yang ada, tak memungkiri banyak dari kita mungkin seringkali cuek dengan lingkungan disekeliling kita, jangankan masalah negara, masalah yang terjadi dikos-an atau di rumah sendiri saja tidak kita ketahui lantaran tugas menumpuk atau sibuk dengan aktivitas kita masing-masing. Berapa banyak pemuda yang faham benar dan mau mengkritisi isu terbaru yang ada, contohnya isu ketahanan pangan, tak banyak yang merasa perlu membahas tentang ini dengan alasan kesibukan individu yang tak memberikan celah  kesempatan untuk turut memikirkannya, atau bahkan merasa bukan dalam kapasitasnya untuk melakukan kritisasi.

Fakta pemuda yang banyak pula kita temui sekarang adalah pemuda yang tidak punya landasan, kemanapun arah lingkungan ia akan mengikuti. Ada model fashion baru, ia ikuti. Ada trend artis luar negeri terbaru pun ia ikuti. Pemuda menjadi seperti tidak memiliki landasan yang jelas, Tak ada lagi idealism yang tertanam dalam dirinya. Yang ada hanya membebek pada budaya atau trend terbaru dan menjadi berbaur bersama dengan budaya lingkungan yang ada.

Sebenarnya, tak semua pemuda seperti itu ada pula pemuda yang kritis dan tajam dalam analisa masalah lingkungan. Yang mampu dengan sigap merespon kebijakan-kebijakan pemerintahan yang di tetapkan. Karena kekritisannya muncullah gerakkan-gerakkan mahasiswa yang turun mengadakan aksi –aksi sosial dilingkungannya baik berupa aksi mengkritisi kebijakkan pemerintah, aksi bakti sosial, aksi dukungan kepada lembaga pemberantas pelanggaran hukum (ex ; KPK), dan berbagai macam respon lainnya yang kesemuanya timbul karna kekritisannya. Namun kekritisan ini tak dibarengi dengan solusi yang solutif. Pemuda mengkritisi tanpa banyak memberikan solusi, jikalaupun ada itu bersifat pragmatis bahkan cenderung merusak. Seperti dapat kita saksikan, berapa banyak aksi pemuda yang justru melakukkan anarkisme di jalanan atau pun kegiatan-kegiatan seperti meblokade jalan atau fasilitas umum.

Diatas secuil fakta akan kondisi pemuda saat ini. Pemuda yang secara otomatis akan meneruskan perjuangan generasi diatasnya, agen perubah yang bertugas mengarahkan perubahan lingkungan kearah perubahan yang tepat. Pemuda sebagai penggerak yang berada ditengah-tengah masyarakat yang akan terus mengobarkan semangat perbaikkan.

Berdasarkan hasil analisa mengenai fakta pemuda, terdapat beberapa penyebab yang melahirkan fakta-fakta yang tampak diatas, diataranya terdapat sebab yang paling mendasar ialah bergesernya makna pendidikan pada orang tua. Mengacu kepada fakta yang ada, tuntutan pendidikan yang diberikan kepada anak adalah tuntutan yang berbasis hasil dengan mengedepankan keuntungan materi. Dalam artian, ketika anak di tuntun untuk mengenyam bangku pendidikan tujuan puncaknya adalah mendapat pekerjaan yang memuaskan, pekerjaan yang mapan yang kemudian akan memenuhi kebutuhan secara berkecukupan hingga dapat memberi keuntungan berupa status ekonomi yang mapan.

Hal diatas diperkuat oleh adanya pengaruh globalisasi yang tidak terfilter. Globalisasi seperti dua sisi mata uang, satu sisinya memiliki dampak positif disisi lain globalisasi memiliki dampak negative yang tidak sedikit. Kegagalan memfilter pengaruh ini menuntun generasi menjadi generasi yang mudah terpengaruh oleh budaya sekitar, pemuda tak banyak dapat memilah sehingga apapun budaya yang masuk dengan mudahnya diterima dan diikuti. Ini merupakan penyebab penting karena dengan kegagalan memfilter ini pengrusakan moral pemuda akan dengan mudah mencapai keberhasilannya.

Bercokolnya pengaruh diatas, semakin diperkuat oleh penyebab yang amat mendasar yaitu kurang kokohnya pondasi mental generasi muda.  Dengan ketiadaan pondasi mental yang kuat, pemuda akan dengan mudah goyah laksana bangunan dengan pondasi bangunan yang tak kokoh. Pondasi ini berupa keteguhannya pada sebuah ideology yang diembannnya. Ideology ini nantinya yang akan menguatkan pemuda untuk kokoh menerjang batas dan kebiasaan orang-orang disekelilingnya. Ketiadaan ideology atau landasan membuat individu bimbang tak tentu arah, karna ia tak lagi memiliki standar baik dan buruk yang tetap dan kokoh.

Menyaksikan fakta permasalahan dan menganalisa sebab yang terjadi ini, amat sangat perlu kita menemukan solusi. Solusi yang tidak pragmatis serta solusi yang menyeluruh, menyeluruh menyelesaikan masalah akar yang telah menjadi penyebab munculnya berbagai masalah cabang diatasnya.

Solusi berupa penguatan ideology, tentunya seorang pemuda haruslah berpegang teguh pada suatu ideology yang darinya pemuda akan melandasi setiap perilaku dan menyeleksi setiap pengaruh yang datang kepadanya. Pemuda muslim tentunya haruslah mendasari setiap perbuatannya pada ideology islam, yang mana hanya dengan standar yang lahir dari islam pemuda akan mampu memfilter serangan-serangan kerusakan budaya yang datang dari luar dirinya.

Dengan perbaikkan ideology ini, akan terbangun pula kepekaan sosial pada diri pemuda muslim. Kepekaan akan ini lahir ketika terjadi benturan antara ideology yang dimilikinya dengan fakta sosial yang ia temui dilingkungan sekelilingnya. Dari perbaikkan ideology ini akan mendorong pemuda muslim untuk sadar akan keadaan lingkungan, kembali membangun visi dan mengintegrasi geraknya mengarah kepada kebangkitan. Perbaikkan ini pun akan menuntun gerakan-gerakan pemuda untuk bergerak pada arah yang benar sesuai dengan ideology yang dimilikinya.

Selain itu tak hanya perbaikkan ideology, hal yang paling utama adalah perubahan sistem. Tentunya sebagai seorang muslim yang sadar akan keislamannya, sistem yang seharusnya diterapkan adalah sistem islam. Dimana sistem islam, akan mempu menjaga kekokohan ideology bahkan memberikan wadah bagi pemuda untuk mampu menstandar setiap perbuatannya pada islam dengan perlindungan secara total. Karena bagaimana pun individu amat dipengaruhi oleh lingkungan disekelilingnya. Lingkungan yang menyediakan tempat untuk mengaplikasikan ideology yang dimiliki pemuda. Tak hanya itu, sistem dalam lingkungan pun akan menjaga pemuda untuk senantiasa kokoh dalam mengemban ideology yang dimilikinya. Karena, akan sia-sia mengusahakan perubahan individu tanpa perbaikkan sistem lingkungan.  

Dapat kita simpulkan hasil diskusi adalah kembali membangkitkan pemuda muslim dengan kekuatan perubahan sistem. mengganti sistem yang tidak berasal dari islam menjadi sistem yang benar, yaitu sistem islam. Karena hanya dengan perubahan sistem secara totalah, perubahan serta arah kebangkitan bangsa akan mencapai keberhasilannya. Wallahua’lam Bi Showab.


    



Comments

Popular posts from this blog

FKAM (Forum Komunikasi Aktivis Muslimah) Solo #1

Kekuatan Aqidah