Kekuatan Aqidah
Mengapa ada sebagian orang menyatakan dirinya beriman kepada Allah swt, namun tak membuatnya kuat dalam setiap aktivitasnya, seperti malas mendirikan shalat atau tidak mau membayar zakat?
Mengapa ada sebagian orang yang menyatakan dirinya beragama islam, namun tak siap melaksanakan aturan yang ada di dalamnya, seperti berhijab, perkara riba, bahkan kewajiban berdakwah?
Mengapa ada sebagian orang yang menyatakan dirinya meyakini al qur'an, namun tak mau melaksanakan secara menyeluruh apa-apa yang ada di dalamnya, seperti menyiapkan pemimpin yang dapat ditaati?
Di sisi lain, kita mampu mendapati, kisah sahabat-sahabat rasul termasuk khulafaur rasyidin, masa tabi'in, serta tabiat tabi'in, mereka unggul dengan keimanannnya. Hingga Rasulullah menyebutnya sebagai generasi terbaik,
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabat) kemudian generasi berikutnya (tabi’in) kemudian generasi berikutnya (tabiu’t tabi’in)” (Hadits Bukhari & Muslim)
Mereka unggul dalam berbagai bidang, dapat kita temukan bidang kajian keilmuwan yang dikuasainya telah meliputi banyak bidang, dari filsafat, matematika, astronomi, geografi, sejarah, sastra, sosiologi hingga ilmu jiwa .
Mengapa demikian? Mengapa dapat tercetak dua generasi yang memiliki kekuatan (aqidah) yang sama namun dengan hasil yang berbeda. Jawabannya adalah pada seberapa kekuatan tadi mampu mengarahkan tindakan individu di dalamnya.
Tingkah laku, diarahkan oleh pemahaman yang terdapat dalam diri seseorang. Ketika pemahaman yang kita miliki adalah mencintai sesuatu, maka tingkah laku yang ditampakkan pun akan sama seperti pemahamannya, ia akan melakukan kebaikkan untuk sesuatu yang dicintainya. Tingkah laku ini, akan sangat berbeda dengan tingkah laku yang ditampakkannya pada orang yang dibenci.
Generasi muslim, akan kuat ketika pemahaman yang dimilikinya telah terbentuk dari aqidah yang benar. Aqidah yang melahirkan pemikiran menyeluruh mengenai alam, manusia dan kehidupan. Serta apa-apa yang ada pada sebelum dan setelah kehidupan. Pemikiran yang menyeluruh ini akan melahirkan pola pikir yang benar akan keterkaitan tingkah laku manusia dengan masa sebelum dan setelah kehidupan.
Pemikiran ini akan menuntun manusia untuk berfikir bahwa manusia memiliki tugas penting dalam kehidupan, Yang pada akhirnya akan lahir dari kesadarannya akan adanya penciptaan pada masa sebelum kehidupan dan adanya perhitungan pada masa setelah kehidupan. Adanya kesadaran akan tangggung jawab ini yang kemudian menuntun manusia untuk kuat dalam keimanannya. menyadari akakn beratnya tanggungjawab dan kewajiban akan kesungguhan melaksanakan setiap tugas yang di embannya dalam kehidupan.
Inilah dasar, yang kemudian dapat mengarahkan manusia pada tingkah laku yang benar. menjadi kuat dengan segala pemahaman yang dimilikinya. Kekuatan aqidah inilah yang akan melahirkan generasi-generasi cemerlang. Wallahua'lam bi Showab.
Sumber : Peraturan Hidup dalam Islam Karya Syekh Taqiyuddin An-Nabhani
Sumber : Peraturan Hidup dalam Islam Karya Syekh Taqiyuddin An-Nabhani
Comments